Minggu, 09 Desember 2012

MODUL  2
TEORI-TEORI  PERKEMBANGAN BAHASA 


Bahasa merupakan alat komunikasi bagi setiap orang, termasuk anak-anak. Anak dapat mengembangkan kemampuan sosialnya melalui berbahasa. Keterampilan bergaul dalam lingkungan sosial dimulai dengan penguasaan kemampuan berbahasa. Melalui bahasa, anak dapat mengekspresikan pikiran, sehingga orang lain memahaminya dan menciptakan suatu hubungan sosial. Jadi, tidaklah mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak.

1.        TEORI NATIVIS
Teori "Nativist" oleh Chomsky", mengutarakan bahwa bahasa sudah ada di dalam diri anak. Saat seorang anak dilahirkan, ia telah memiliki serangkaian kemampuan berbahasa yang disebut "Tata Bahasa Umum" atau "Universal Grammar". Anak tidak sekadar meniru bahasa yang ia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada. Ini karena anak memiliki sistem bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan Bahasa (Language Acquisition Devise/LAD). Menurut teori ini, anak perlu mendapatkan model pembelajaran bahasa sejak dini. Anak akan belajar bahasa dengan cepat, terutama untuk bahasa kedua, sebelum usia 10 tahun. Chomsky merupakan penganut nativisme. Menurutnya, bahasa hanya dapat dikuasai oleh manusia, binatang tidak mungkin dapat menguasai bahasa manusia. Pendapat Chomsky didasarkan pada beberapa asumsi. Pertama, perilaku berbahasa adalah sesuatu yang diturunkan (genetik), setiap bahasa memiliki pola perkembangan yang sama (merupakan sesuatu yang universal), dan lingkungan memiliki peran kecil di dalam proses pematangan bahasa. Kedua, bahasa dapat dikuasai dalam waktu yang relatif singkat. Ketiga, lingkungan bahasa anak tidak dapat menyediakan data yang cukup bagi penguasaan tata bahasa yang rumit dari orang dewasa.
Menurut aliran ini, bahasa adalah sesuatu yang kompleks dan rumit sehingga mustahil dapat dikuasai dalam waktu yang singkat melalui “peniruan”. Nativisme juga percaya bahwa setiap manusia yang lahir sudah dibekali dengan suatu alat untuk memperoleh bahasa (language acquisition device, disingkat LAD). Mengenai bahasa apa yang akan diperoleh anak bergantung pada bahasa yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Sebagai contoh, seorang anak yang dibesarkan di lingkungan Amerika sudah pasti bahasa Inggris menjadi bahasa pertamanya.
Semua anak yang normal dapat belajar bahasa apa saja yang digunakan oleh masyarakat sekitar. Apabila diasingkan sejak lahir, anak ini tidak memperoleh bahasa. Dengan kata lain, LAD tidak mendapat “makanan” sebagaimana biasanya sehingga alat ini tidak bisa mendapat bahasa pertama sebagaimana lazimnya seperti anak yang dipelihara oleh srigala (Baradja, 1990:33).

2.        TEORI BEHAVIORISTIK
Para ahli teori behavioristik berpendampat bahwa anak dilahirkan tanpa membawa kemampuan apa-apa. Dengan demikian anak belajar bahasa melalui pengondisian dari lingkungan, proses imitasi, reward dan reinforcement atau penguatan.
Teori "Behaviorist" oleh Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui pengondisian stimulus yang menimbulkan respons. Perubahan lingkungan pembelajaran dapat memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara bertahap cenderung akan diulang ketika mendapat dorongan yang sesuai dengan kemampuan dari lingkungannya. Latihan untuk anak harus menggunakan bentuk-bentuk Perilaku positif pada anak anak pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respons) yang dikenalkan secara bertahap, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih rumit.
Imitasi, reward,reinforcement dan frekuensi suatu perilaku merupakan factor yang penting dalam mempelajari bahasa. Sedangkan Bandura, menerangkan perkembangan bahasa dari sudut social. Artinya anak belajar bahasa dengan melakukan peniruan atau imitasi suatu model yang berarti tidak harus menerima penguatan dari orang lain. 

3.        TEORI KOGNITIF
Istilah “Cognitive” berasal dari kata cognition artinya adalah pengertian, mengerti. Pengertian yang luasnya cognition (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan pengetahuan.  Vigotsky (1986) mengemukakan bahwa perkembangan  kognitif dan bahasa anak berkaitan erat dengan kebudayaan dan masyarakat dilingkungan anak. Untuk bahasa  yang sulit dipahami oleh anak digunakan istilah Zona perkembangan maksimal (ZPD), yaitu suatu proses perkembangan bahasa anak yg bersifat internal dan dinamis yang dipengaruhi oleh pengetahuan yang dimiliki Dalam ZPD dikenal adanya batas rendah yaitu tingkat masalah yang dapat dipecahkan oleh anak. Sedangkan batas yang lebih tinggi yaitu  tingkat tanggungjawab yang dapat diterima anak dengan bantuan orang lain.
Menurut teori ini, bahasa bukanlah suatu ciri alamiah yang terpisah, melainkan salah satu di antara beberapa kemampuan yang berasal dari kematangan kognitif. Bahasa distrukturi oleh nalar. Perkembangan bahasa harus berlandaskan pada perubahan yang lebih mendasar dan lebih umum di dalam kognisi. Jadi, urutan-urutan perkembangan kognitif menentukan urutan perkembangan bahasa (Chaer, 2003:223).  
Menurut Peaget  mengatakan bahwa berpikir sebagai prasyarat berbahasa yang akan terus berkembang (progresif) sebagai hasil dari pengalaman dan penalaran.  Perkembangan bahasa awal anak berkaitan erat dengan menyentuh, mendengar, melihat, merasa,dan membau.
            Para ahli kognitif menyakini adanya peran hubungan antara anak, orang dewasa, dan lingkungan social dengan perkembangan bahasa anak.  Perkembangan bahasa anak tidak terlepas dari konteks social dan perkembangan kognitif anak.  Awal perkembangan bahasa anak terjadi pada stadium sensori motorik yaitu ketika anak usia 18 bulan, di mana pada usia ini anak sudah memiliki pemahaman terhadap objek-objek tertentu, anak sudah mampu memanipulasi objek-objet  tersebut. Simbol ini kemudian berkembang menjadi kata-kata awal yang diucapkan anak.

4.        TEORI PRAGMATIK
Dipelopori oleh Halliday (dalam Bromley, 1995) berpandangan bahwa anak  belajar bahasa  dalam rangka sosialisasi dan mengarahkan prilaku orang lain agar sesuai dengan keinginannya.  Anak selain belajar bentuk dan arti bahasa,  anak juga termotivasi   oleh fungsi bahasa yang dapat mereka peroleh.
Menurut Halliday mengatakan bahwa  fungsi bahasa  sebagai berikut :
1.     Fungsi Instrumental     :         penggunaan bahasa untuk mencapai suatu hal yang bersifat materi seperti makan, minum, dan sebagainya.
2.     Fungsi Regulatoris/dogmatis           :           penggunaan bahasa untuk memerintah dan perbaikan tingkah laku. Contoh:   Berikan pada saya
3.     Fungsi Interaksional     :                    penggunaan bahasa untuk saling mencurahkan perasaan   
                                                       pemikiran antara seseorang dan orang lain. Contoh: Ajaklah saya …
4.     Fungsi personal            :        seseorang menggunakan bahasa untuk mencurahkan perasaan
                                                      dan pikiran. Contoh: Saya senang ini…
5.     Fungsi Heuristik           :        penggunaan bahasa untuk mencapai mengungkap tabir
                                                      fenomena dan keinginan untuk mempelajarinya. Contoh:   
                                                      Mengapa itu terjadi?
6.     Fungsi Imajinatif          :        Penggunaan bahasa untuk mengungkapkan imajinasi seseorang
                                                      dan gambaran-gambaran tentang discovery seseorang dan tidak  
                                                       sesuai dengan realita (dunia nyata). Contoh: seandainya saya…
7.     Fungsi Representasional :     pengunaan bahasa untuk menggambarkan pemikiran dan
                                                      wawasan serta menyampaikannya pada orang lain.





5.             TEORI INTERAKSIONIS
Kajian teori interaksionis bertolak dari pandangan bahwa bahasa merupakan perpaduan factor genetic dan factor lingkungan. Kemampuan kognitif dan kemampuan berbahasa terjadi secara bersamaan. Anak dilahirkan dengan kemampuan untuk memahami, mempelajari,  dan mengemukakan bahasa dan kemampuan berinteraksi  dengan lingkungannya yang meliputi proses imitasi, reinforcement, dan reward, dan peran social.
Teori interaksionisme beranggapan bahwa pemerolehan bahasa merupakan hasil interaksi antara kemampuan mental pembelajaran dan lingkungan bahasa. Pemerolehan bahasa itu berhubungan dengan adanya interaksi antara masukan “input” dan kemampuan internal yang dimiliki (kognitif anak). Setiap anak sudah memiliki Perangkat Penguasaan Bahasa (Language Acquisition Devise/LAD) sejak lahir. Namun, tanpa ada masukan yang sesuai tidak mungkin anak dapat menguasai bahasa tertentu secara otomatis.
Para ahli interaksionis mengatakan factor social,linguistic, kematangan biologis, dan kognitif, saling mempengaruhi, berinteraksi, dan memodifikasi satu sama lain sehingga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa individu.

  













5 komentar:

  1. terima kasih postingan tentang bahasanya, Pak. Sangat membantu penulisan ilmiah saya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih atas kunjungan Anda ke blog saya. Walo tulisan saya banyak kekurangan namun tetap memberikan manfaat bagi pembaca.

      Hapus
  2. saya penasaran dgn bagaimana bisa beo meniru ucapan manusia sedangkan dia tidak memiliki akal,dan itu bertentangan dengan teori kognitif Noam Chomsky

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih atas komentar Anda terhadap tulisan saya. Maha besar Allah yang hanya memberikan akal pada manusia. Namun demikian, Allah menciptakan makhluk hidup (hewan) tentu dengan segala kelengkapannya. Berdasarkan teori nativis "burung beo" memang tidak memiliki sistem bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan Bahasa (Language Acquisition Devise/LAD) sebagaimana manusia, namun demikian dengan kelengkapan yang diberikan ALLA SWT beberapa hewan seperti burung beo dapat diajari beberapa bahasa manusia melalui pengondisian dari lingkungan, proses imitasi, dan reinforcement (baca teori behavioristik). Karena bahasa itu hanya milik manusia, secara otomatis hewan (burung beo) yang tidak memiliki sistem bahasa tentu memiliki keterbatasan dalam menguasai bahasa manusia.

      Hapus
  3. terimakasih pak postingannya, tapi knp ya tidak ada sumbernya?

    BalasHapus