Rabu, 14 November 2012

Prosedur, Strategi dan Rancangan Manajemen Kelas

Oleh:
Mahendro Sukono

(Disajikan sebagai bahan kuliah di Program Study S1 PGSD Unirow Tuban)

A.      Pengertian Prosedur, Strategi dan Rancangan MK
1. Pengertian Prosedur        Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1092), prosedur adalah cara mengerjakan     suatu pekerjaan menurut tingkat-tingkatnya. Prosedur pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan yang berhubungan satu sama lainnya dan prosedur-prosedur yang berkaitan melaksanakan dan memudahkan kegiatan utama dari suatu organisasi.       Sedangkan pengertian prosedur menurut Ismail Masya (1994 : 74) mengatakan bahwa “prosedur adalah suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan yang merupakan urutan-urutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu pekerjaan yang dilaksanakan berulang-ulang”.
Dapat disimpulkan yang dimaksud dengan prosedur adalah suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan urutan waktu dan memiliki pola kerja yang tetap yang telah ditentukan.
2. Pengertian Rancangan        Rancangan, di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1129) berasal dari kata rancang yang artinya membuat gambar bentuk bangunan secara kasar (hanya garis-garis besarnya); menyusun kerangka karangan (dalam pikiran, dengan catatan kasar bagian-bagiannya); menyusun dalam pikiran tentang rencana pekerjaan yang akan dilaksanakan. Rancangan berarti apa yang dirancang. Rancangan dapat diartikan sebagai serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Pengertian Strategi        Kata “strategi” adalah turunan dari kata dalam bahasa Yunani, stratÄ“gos. Adapun stratÄ“gos dapat diterjemahkan sebagai ‘komandan militer’ pada zaman demokrasi Athena. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:1357) strategi adalah ilmu siasat perang; siasat, akal, tipu muslihat yang digunakan untuk mencapai suatu maksud. Sedangkan di dalam Wikipedia, strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
4. Pengertian Manajemen Kelas        Manajemen  merupakan terjemahan dari kata “management” asal kata dari Bahasa Inggris yang diindonesiakan menjadi “manajemen” atau menejemen atau pengelolaan. Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:650), disebutkan bahwa pengelolaan berarti pengurusan, penyelenggaraan, manajemen. Dilihat dari asal kata “manajemen” dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar, efektif dan efisien.
Di dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1996:644), kelas artinya pangkat, tingkat; ruang ; golongan, kalangan. Kelas dalam arti sempit yaitu ruangan yang dibatasi oleh empat dinding tempat sejumlah siswa berkumpul untuk mengikuti proses pembelajaran. Kelas dalam arti luas adalah suatu masyarakat kecil yang merupakan bagian dari masyarakat sekolah yang sebagai kesatuan diorganisir menjadi unit kerja secara dinamis menyelenggarakan kegiatan-kegiatan belajar-mengajar yang kreatif untuk mencapai suatu tujuan.
Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan manajemen  kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan pembelajaran dengan maksud agar tercapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan. Atau pengelolaan kelas adalah suatu keterampilan untuk bertindak dari seorang guru berdasarkan atas sifat-sifat kelas dengan tujuan menciptakan situasi pembelajaran ke arah yang lebih baik.

B.      Pentingnya Prosedur, Rancangan dan Strategi Manajemen  Kelas
         Guru perlu mengetahui dan mengenal masalah manajemen/pengelolaan kelas. Hal ini merupakan dasar yang diperlukan untuk menyusun rancangan prosedur pengelolaan kelas lebih rinci. Dengan penyusunan rancangan prosedur ini berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional guna menciptakan kondisi lingkungan yang memberi kemudahan bagi siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru kelas akan efektif apabila guru kelas tersebut mampu menguasai strategi pengelolaan kelasnya.
1.   Prosedur Manajemen Kelas
     Prosedur pengelolaan kelas merupakan serangkaian langkah kegiatan pengelolaan kelas yang dilakukan agar tercipta kondisi kelas yang optimal serta mempertahankan kondisi optimal tersebut supaya proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan efisien. Kegiatan-kegiatan mengelola kelas mengacu kepada tindakan pencegahan (preventif) dan tindakan penyembuhan (kuratif).
Upaya untuk menciptakan dan mempertahankan suasana yang diliputi oleh motivasi siswa yang tinggi, dapat dilakukan secara preventif maupun kuratif. Perbedaan kedua jenis pengelolaan kelas tersebut, akan berpengaruh terhadap perbedaan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh seorang guru dalam menerapkan kedua jenis Manajemen Kelas tersebut.
Dikatakan secara preventif apabila upaya yang dilakukan atas dasar inisiatif guru untuk menciptakan suatu kondisi dari kondisi interaksi biasa menjadi interaksi pendidikan dengan jalan menciptakan kondisi baru yang menguntungkan bagi Proses Belajar Mengajar. Sedangkan yang dimaksud dengan Manajemen Kelas secara kuratif adalah yang dilaksanakan karena terjadi penyimpangan pada tingkah laku siswa, sehingga mengganggu jalannya Proses Belajar Mengajar.
a.   Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Preventif meliputi :
1)   Peningkatan Kesadaran Pendidik Sebagai Guru
Suatu langkah yang mendasar dalam strategi Manajemen Kelas yang bersifat preventif adalah meningkatkan kesadaran diri pendidik sebagai guru. Dalam kedudukannya sebagai guru, seorang pendidik harus sadar bahwa dirinya memiliki rasa “handharbeni“ (memiliki dengan penuh keyakinan) dan bertanggung-jawab terhadap proses pendidikan. Ia yakin bahwa apapun corak proses pendidikan yang akan terjadi terhadap siswa, semuanya akan menjadi tanggung-jawab guru sepenuhnya.
Sebagai seorang guru, pendidik berkewajiban mengubah pergaulannya dengan siswa sehingga pergaulan itu tidak hanya berupa interaksi biasa, tetapi merupakan interaksi pendidikan. Agar interaksi tersebut bersifat sebagai interaksi pendidikan, maka seorang guru harus dapat mewujudkan suasana kondusif yang mengundang siswa untuk ikut berperan serta dalam proses pendidikan.

2)    Peningkatan Kesadaran Siswa
Apabila kesadaran diri pendidik sebagai seorang guru sudah ditingkatkan, langkah selanjutnya adalah berusaha meningkatkan kesadaran siswa akan kedudukan dirinya dalam proses pendidikan. Kesadaran akan hak dan kewajibannya dalam proses pendidikan ini baru akan diperoleh secara menyeluruh dan seimbang jika siswa itu menyadari akan kebutuhannya dalam proses pendidikan. Adakalanya siswa tidak dapat menahan diri untuk melakukan tindakan yang menyimpang, karena ia tidak sadar bahwa ia membutuhkan sesuatu dari proses pendidikan itu.
Upaya penyadaran ini menjadi tanggung-jawab setiap guru, karena dengan kesadaran siswa yang tinggi akan peranannya sebagai anggota masyarakat sekolah, akan menimbulkan suasana yang mendukung untuk melakukan Proses Belajar Mengajar.
3)    Penampilan Sikap Guru
Penampilan sikap guru diwujudkan dalam interaksinya dengan siswa yang disajikan dengan sikap tulus dan hangat. Yang dimaksud dengan sikap tulus adalah sikap seorang guru dalam menghadapi siswa secara berterus-terang tanpa pura-pura, tetapi diikuti dengan rasa ikhlas dalam setiap tindakannya demi kepentingan perkembangan dan pertumbuhan siswa sebagai si terdidik. Sedangkan yang dimaksud dengan hangat adalah keadaan pergaulan guru kepada siswa dalam Proses Belajar Mengajar yang menunjukkan suasana keakraban dan keterbukaan dalam batas peran dan kedudukannya masing-masing sebagai anggota masyarakat sekolah.
Dengan sikap yang tulus dan hangat dari guru, diharapkan proses interaksi dan komunikasinya berjalan wajar, sehingga mengarah kepada suatu penciptaan suasana yang mendukung untuk kegiatan pendidikan.
4)    Pengenalan Terhadap Tingkah Laku Siswa
Tingkah laku siswa yang harus dikenal adalah tingkah laku baik yang mendukung maupun yang dapat mencemarkan suasana yang diperlukan untuk terjadinya proses pendidikan. Tingkah laku tersebut bisa bersifat perseorangan maupun kelompok. Identifikasi akan variasi tingkah laku siswa itu diperlukan bagi guru untuk menetapkan pola atau pendekatan Manajemen Kelas yang akan diterapkan dalam situasi kelas tertentu.
5)   Penemuan Alternatif Manajemen Kelas
       Agar pemilihan alternatif tindakan Manajemen Kelas dapat sesuai dengan situasi yang dihadapinya, maka perlu kiranya pendidik mengenal berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas. Dengan berpegang pada pendekatan yang sesuai, diharapkan arah Manajemen Kelas yang diharapkan akan tercapai.
Selain itu, pengalaman guru yang selama ini dilakukan dalam mengelola kelas waktu mengajar, baik yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar perlu pula dijadikan sebagai referensi yang cukup berharga dalam melakukan Manajemen Kelas.
6)   Pembuatan Kontrak Sosial
Kontrak sosial pada hakekatnya berupa norma yang dituangkan dalam bentuk peraturan atau tata tertib kelas baik tetulis maupun tidak tertulis, yang berfungsi sebagai standar tingkah laku bagi siswa sebagai individu maupun sebagai kelompok. Kontrak sosial yang baik adalah yang benar-benar dihayati dan dipatuhi sehingga meminimalkan terjadinya pelanggaran.
Dengan kata lain, kontrak sosial yang digunakan untuk upaya Manajemen Kelas, hendaknya disusun oleh siswa sendiri dengan pengarahan dan bimbingan dari pendidik.

b.
          Prosedur Manajemen Kelas yang bersifat Kuratif meliputi :
          1)       Identifikasi Masalah
Pertama-tama guru melakukan identifikasi masalah dengan jalan berusaha memahami dan menyidik penyimpangan tingkah laku siswa yang dapat mengganggu kelancaran proses pendidikan didalam kelas, dalam arti apakah termasuk tingkah laku yang berdampak negatif secara luas atau tidak, ataukah hanya sekedar masalah perseorangan atau kelompok, ataukah bersifat sesaat saja ataukah sering dilakukan maupun hanya sekedar kebiasaan siswa.
2)            Analisis Masalah
Dengan hasil penyidikan yang mendalam, seorang guru dapat melanjutkan langkah ini yaitu dengan berusaha mengetahui latar belakang serta sebab-musabbab timbulnya tingkah laku siswa yang menyimpang tersebut. Dengan demikian, akan dapat ditemukan sumber masalah yang sebenarnya.
3)            Penetapan Alternatif Pemecahan
Untuk dapat memperoleh alternatif-alternatif pemecahan tersebut, hendaknya mengetahui berbagai pendekatan yang dapat digunakan dalam Manajemen Kelas dan juga memahami cara-cara untuk mengatasi setiap masalah sesuai dengan pendekatan masing-masing.
Dengan membandingkan berbagai alternatif pendekatan yang mungkin dapat dipergunakan, seorang guru akan dapat memilih alternatif yang terbaik untuk mengatasi masalah pada situasi yang dihadapinya. Dengan terpilihnya salah satu pendekatan, maka cara-cara mengatasi masalah tersebut juga akan dapat ditetapkan. Dengan demikian, pelaksanaan Manajemen Kelas yang berfungsi untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan.
4)       Monitoring
Hal ini diperlukan, karena akibat perlakuan guru dapat saja mengenai `sasaran, yaitu meniadakan tingkah laku siswa yang menyimpang, tetapi dapat pula tidak berakibat apa-apa atau bahkan mungkin menimbulkan tingkah laku menyimpang berikutnya yang justru lebih jauh menyimpangnya. Langkah monitoring ini pada hakekatnya ditujukan untuk mengkaji akibat dari apa yang telah terjadi.
5)            Memanfaatkan Umpan Balik (Feed-Back)
Hasil Monitoring tersebut, hendaknya dimanfaatkan secara konstruktif, yaitu dengan cara mempergunakannya untuk :
a)        Memperbaiki pengambilan alternatif yang pernah ditetapkan bila kelak menghadapi masalah yang sama pada situasi yang sama.
b)        Dasar dalam melakukan kegiatan Manajemen Kelas berikutnya sebagai tindak lanjut dari kegiatan Manajemen Kelas yang sudah dilakukan sebelumnya.


2.   Rancangan  Manajemen Kelas
Seperti yang telah dikemukakan pada subbab sebelumnya bahwa rancangan merupakan serangkaian kegiatan yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan tugas guru, berarti guru menentukan serangkaian kegiatan tentang langkah-langkah pengelolaan kelas yang disusun secara sistematis berdasarkan pemikiran yang rasional untuk tujuan menciptakan kondisi lingkungan pembelajaran bagi siswa yang optimal.
Dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a.    Pemahaman terhadap arti, tujuan dan hakikat pengelolaan kelas, akan memberikan arah kepada apa, mengapa dan bagaimana harus berbuat dalam manajemen kelas.
b.   Pemahaman terhadap hakikat siswa yang dihadapinya, maksudnya setiap siswa pada setiap saat, si lingkungan tertentu akan memperlihatkan sikap dan tingkah laku tertentu.
c.    Pemahaman terhadap bentuk penyimpangan serta latar belakang tindakan penyimpangan yang dilakukan oleh siswa, melalui identifikasi masalah penyimpangannya.yang dihadapinya.
d.   Pemahaman terhadap pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam manajemen kelas. Pemahaman ini akan menambah kemampuan dalam menyesuaikan pendekatan tertentu dengan masalah penyimpangan yang dilakukan oleh siswa.
e.   Pemilikan pengetahuan dan keterampilan dalam membuat rancangan proseedur manajemen kelas.
      Kelima faktor di atas merupakan hal-hal yang patut dipertimbangkan dalam penyusunan rancangan prosedur pengelolaan kelas. Setelah rancangan prosedur pengelolaan kelas disusun, hal yang penting adalah proses pelaksanaan rancangan tersebut. Peranan dan pengaruh guru menjadi penting, karena di samping kemampuan dan keterampilan guru dalam melaksanakan rencangan tersebut, maka sikap, tingkah laku, kepribadian, serta kemampuan berinteraksi merupakan aspek yang perlu mendapatkan perhatian.
      Proses pengelolaan kelas dimulai dari langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Memahami hakikat konsep dan tujuan manajemen kelas.
b.    Menentukan masalahnya, preventif atau kuratif.
c.    Mempertimbangkan hakikat anak yang memiliki tingkat pertumbuhan dan perkembangan sendiri, lalu memperhatikan kenyataan penyimpangan perilaku yang ada.
d.    Menentukan masalahnya, individual atau kelompok.
e.    Menyusun rancangan proseedur pengelolaan kelas, preventif individual atau kelompok.
f.     Menjabarkan langkah-langkah kegiatan rancangan prosedur pengelolaan kelas.
g.    Melaksanakan rancangan yang telah disusun, dimana fungsi dan peranan guru sangat menentukan.
h.    Melaksanakan monitoring untuk mengetahui sejauhmana hasil pemecahan masalah itu dilaksanakan dan ditaati atau telah terjadi perkembangan baru.
i.     Mendapatkan balikan yaitu tahap pelaksanaan yang telah tiba pada penggunaan hasil monitoring untuk melakukan langkah-langkah selanjutnya.
3.    Strategi Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas yang dilakukan oleh guru akan efektif apabila guru tersebut menguasai strategi pengelolaan kelas. Hal-hal yang berkaitan dengan pengelolaan kelas meliputi:
a.    Pengorganisasian kelas
Pengorganisasian kelas terdiri dari:
1)   Mengatur tempat duduk dalam bentuk letter U/tapal kuda atau lingkaran. Hal ini memudahkan siswa untuk memandang maupun berpindah.
2)   Membuat jadwal harian dan mendiskusikannya setiap pagi apabila ada beberapa perubahan.
3)   Para siswa diberi janji sampai guru benar-benar memaparkan secara jelas kegiatan yang akan datang.
4)   Mendorong siswa untuk bertanggungjawab dalam belajar untuk tidak mengerjakan tugas-tugas siswa lainnya.
5)   Menetapkan kegiatan rutin untuk mengumpulkan pekerjaan rumah, mendistribusikan kertas pekerjaan, dan sebagainya.
6)   Berkeliling di dalam ruangan dan memperhatikan kebutuhan individual.
7)   Mengingatkan siswa tentang prosedur kunci erat kaitannya dengan pelajaran yang akan datang.
8)   Melakukan kompetisi kelompok untuk merangsang transisi yang lebih banyak lagi.
b.    Kegiatan komunikasi
Di dalam strategi komunikasi terdapat sending skills dan receiving skills. Sending sklills berupa keterampilan-keterampilan yang disampaikan kepada siswa, sedangkan receiving skills dalam bentuk keterampilan yang diterimakan kepada siswa.
Sending skills terdiri dari: melakukan perjanjian dengan segera, berbicara langsung dengan siswa, berbicara dengan santun, bertanggungjawab dalam membuat pernyataan melalui kata “saya”, membuat pernyataan daripada membuat pertanyaan.
Receiving skills terdiri dari: tidak menilai apa yang didengar tetapi bersifat empatik, agar membuat pendengar jelas upayakan aktif dan reflektif dalam mendengar, lakukan tatap muka dan selalu memperhatikan informasi nonverbal, sarankan kepemimpinan yang kuat dengan menggunakan gesture, ekspresi wajah dan gerakan badan.
c.    Kegiatan monitoring
Beberapa teknik sangat berguna untuk merespon beberapa gangguan yang terjadi di kelas, diantaranya:
1)   Amati kelas secara periodik.
2)   Tangani secara tenang dan cepat apabila terdapat perilaku siswa yang mengganggu di kelas.
3)   Ingatkan kembali kepada siswa tentang prosedur dan aturan kelas.
4)   Ciptakan agar siswa-siswa patuh terhadap prosedur dan aturan kelas.
5)   Berikan penjelasaan kepada siswa bahwaa akibat gangguan tersebut akan mendapatkan konsekuensi khusus.
6)   Lakukan konsekuensi untuk kelainan perilaku siswa secara konsisten.
7)   Berikan informasi kepada siswa bahwa mereka akan memilih konsekuensi-konsekuensi sesuai perilakunya.
8)   Gunakan konsekuensi yang bernuansa edukatif.
9)   Tatkala terdapat satu atau dua siswa yang mengganggu kelas, upayakan siswa lainnya di kelas tersebut fokus terhadap tugas.
d.    Menyampaikan pembelajaran
Beberapa hal yang harus dilakukan oleh guru dalam kegiatan ini, yaitu:
1)   Libatkan siswa dalam menilai pekerjaannya maupun kegiatan pembelajaran.
2)   Buatlah hand-out, definisi atau petunjuk belajar untuk membantu siswa mengorganisir cara berpikir dan memusatkan perhatian.
3)   Ajukan pertanyaan dan berikan waktu untuk berpikir sebelum disuruh menjawab.
4)   Gunakan berbagai gaya untuk melayani perbedaan individu siswa dalam belajar.
5)   Sediakan tugas-tugas sesuai dengan tingkat kesukarannya agar mampu melayani variasi tingkat kecakapan siswa.
6)   Apabila mungkin bahan pembelajaran sesuaikan dengan kehidupan siswa.
7)   Berikan semangat, ciptakan antisipasi dan lakukan berbagai kegiatan yang mampu meningkatkan minat dan motivasi siswa untuk berpartisipasi dalam belajar.
8)   Libatkan pembelajaran siswa melalui kerjasaama kelompok, kompetisi dalam kelompok, diskusi kelompok, debat dan bermain peran.

C.       Kendala
Berbagai konsep mengenai prosedur, rancangan dan strategi pengelolaan kelas telah dibahas pada subbab sebelumnya. Implementasi dari konsep dan realisasi usaha tersebut bukan merupakan suatu hal yang dapat terwujud begitu saja tanpa ada kendala/rintangan yang akan dijumpai oleh para guru di sekolah. Ini berarti bahwa terdapat sejumlah faktor yang dapat berpengaruh dalam merealisasikan konsep-konsep tersebut.Kendala-kendala yang biasa dijumpai diantaranya:
1. Masih ada guru yang kurang memahami konsep-konsep mengenai prosedur, rancangan dan strategi pengelolaan kelas secara global.
2. Ada beberapa guru yang tidak dapat meningkatkan kesadarannya sendiri sebagai guru. Hal ini mengakibatkan guru tersebut memiliki kepribadian yang kurang disenangi siswa seperti kurang berwibawa, mudah marah, tidak ramah, sehingga pengimplementasian prosedur, rancangan dan pengelolaan kelas yang dilaksanakan tidak tercapai secara maksimal.
3. Guru kurang memahami berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas, sehingga guru tidak dapat memilih pengelolaan yang tepat pada pelaksanaan prosedur pengelolaan kelas.
4. Guru tidak melaksanakan pengelolaan kelas sesuai prosedur, rancangan dan strategi yang telah disusun.
D/      Solusi
Solusi dari berbagai kendala di atas adalah sebagai berikut:
1.    Guru harus selalu memperdalam pengetahuan dan pemahamannya mengenai prosedur, rancangan dan strategi pengelolaan kelas.
2.    Guru harus dapat meningkatkan kesadarannya sendiri sebagai guru. Kepribadian yang dimiliki guru harus disenangi siswa.
3.    Guru harus mendalami konsep-konsep berbagai pendekatan pengelolaan kelas.
4.     Guru harus melaksanakan pengelolaan kelas berdasarkan prosedur, rancangan dan strategi yang telah disusunnya agar pengelolaan kelas berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S. dan Zaid, S.M. (1996). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Pustaka Sinar Harapan.
Majid, Abdul. (2006). Perencanaan Pembelajaran (Cetakan Kedua). Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Tim Dosen Pengdik. (2009). Pengelolaan Pendidikan. Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya.
(2009). [Online]. Tersedia: http://id.wikipedia.org/wiki/Strategi[20 Maret 2010]
(2008). [Online]. Tersedia: http://pakdesofa.blog.plasa.com/archives/24[20 Maret 2010]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar